San Mames, 27 Januari 2008. Sebuah penemuan terjadi saat Barcelona berkunjung ke markas Athletic Bilbao. Saat itu, Barca tertinggal sembilan angka dari pimpinan klasemen, Real Madrid. Musim itu menjadi periode terakhir bagi pelatih Frank Rijkaard.
Dalam laga itu, Rijkaard boleh dibilang menemukan posisi yang kelak menjadi "style" seorang pemain terbaik dunia: Lionel Messi. Messi, yang semula beroperasi di sayap kanan, berubah menjadi penyerang palsu yang bergerak di belakang pemain muda lulusan akademi La Masia, Bojan Krkic.Bojan, yang masuk menggantikan Eidur Gudjohnsen, sukses memanfaatkan posisi di depan posisi baru Messi. Alhasil, Bojan menjebol gawang Los Leones di menit ke-35. Sayang, laga itu berakhir imbang setelah bek Barca asal Prancis, Lilian Thuram, melakukan gol bunuh diri.
"Dan penampilan pertamanya sebagai nomor "9" di menit ke-35, Argentino berbalik arah dengan cepat. Iniesta mendapat umpan matang sementara Aranzubia berusaha mencegah terjadinya gol. Kiper Bilbao kurang beruntung, bola berakhir di kaki Deco yang dengan kalem meninggalkannya untuk Bojan," tulis El Mundo Deportivo.
Peristiwa itu tepat terjadi lima tahun lalu. Posisi penyerang bayangan atau yang disebut "False 9" menjadi taktik dalam sejarah modern Barca. Messi adalah pionir yang menerjemahkan taktik tersebut dalam kombinasi permainan umpan Barcelona.
Semusim kemudian, Josep Guardiola menyempurnakan posisi striker "palsu" milik Messi. Saat Barca bertandang ke kandang Real Madrid, 2 Mei 2009, peran baru Messi itu mengejutkan semua orang. Guardiola mendapatkan simpati dan kebencian Santiago Bernabeu dengan membawa Barca unggul 2-6. Dua di antara enam gol itu berasal dari kaki Messi.Setelah kunjungan ke Bilbao, Barca memenangkan laga Piala Raja versus Villareal (1-0) sekaligus menjadi festival pertama "Si Kutu" dalam posisi penyerang bayangan. Messi melakukan sesuatu yang belum pernah terjadi di Camp Nou: melakukan 17 dari 22 kali percobaan drible.
Sejak itu, posisi penyerang bayangan seakan-akan menjadi trademark Messi.
Publik bisa melihat "El Messiah" merayap di lapangan permainan lawan. Pria berusia 25 tahun kelahiran Rosario, Argentina, bergerak lebih mirip gelandang. Namun, kebiasaannya mencetak gol, membuatnya juga pantas disebut penyerang. (El Mundo Deportivo/Def).Sumber : Liputan6.com